Tahap Pembuatan kain Tenun Tradisional. – Dalam artikel ini MinDi akan mengajak Sobat Tekstil membahas Tahapan pembuatan kain tenun, ternyata perlu melalui proses yang rumit dan lama, tak heran memiliki harga jual yang tinggi. Mari kita bahas Bersama-sama.
Kain tenun merupakan salah satu jenis kain kebudayaan tradisional Indonesia yang mempunyai corak dan motif yang eksotis. Tidak seperti kain batik yang sangat dengan mudah kita jumpai dimana-mana, kain tenun memang agak jarang ditemukan.
Proses pembuatan dan bahan baku yang digunakan menjadi salah satu faktor kain tenun ini jarang ditemui, selain karena prosesnya masih dilakukan secara manual membuat kain tenun ini mempunyai harga yang relatif lebih jika dibandingkan dengan kain batik.
Kain tenun pada umumnya dibuat menggunakan alat tradisional dan manual tanpa bantuan mesin, sehingga proses pengerjaanya pun membutuhkan waktu yang cukup lama. Bayangkan saja, untuk membuat satu helai kain tenun saja, proses menenunnya bisa sampai berbulan-bulan loh.
Berikut ini adalah tahapan yang harus dilalui dalam pembuatan kain tenun.
- Menghani
Menghani adalah tahapan awal pada proses penenunan, yaitu proses pembuatan helaian- helaian benang untuk dijadikan lungsi pada alat yang dinamai alat hani. Teknik pengerjaan menghani sebagai berikut :
- Membuat pola ukuran Panjang lungsi pada alat hani, dengan mengikuti pola kemudian benang diurai menjadi helaian-helaian.
- Membuat benang lungsi sesuai dengan Panjang pola ukuran jumlah benang lungsi, jangan lupa silangan pada benang lungsi.
- Setiap 10 benang lungsi atau sesuai keinginan, benang lungsi diikat, untuk memudahkan penghitungan benang lungsi.
- Apabila benang lungsinya Panjang, maka harus digulung dulu dengan cara menjalin menjadi jalinan rantai agar tidak kusut kemudian lepaskan benang lungsi dari alat hani.
- Memasang Benang Lungsi Pada BUM Benang Lungsi
Memasang benang lungsi pada alat tenun adalah memasang helaian-helaian benang yang akan dijadikan benang lungsi pada alat tenun bukan mesin pada bum benang lungsi. Proses pengerjaannya sebagai berikut :
- Mengatur benang lungsi pada posisi kemudian membagi benang lungsi menjadi dua bagian dengan jumlah yang sama masing-masing bagian.
- Kemudian siapkan bum benang lungsi, putarlah engkelnya sampai semua tali terurai, kemudian tariklah ke atas dan letakkan kayu bentangan yang ada pada rangkaian bum benang lungsi dan letakan pada rangka ATBM.
- Masukan benang lungsi dari bagian tengah ke kanan, kemudian bagian tengah ke kiri, jangan lupa diselingi tali-tali yang ada pada bentangan kayu, untuk memilah-milah benang lungsi lebih rata.
- Jangan lupa, pasang dua buah kayu, untuk membuat silangan benang lungsinya, jangan sampai terlepas, posisi ini sangat menentukan dalam pencucukan atau memasukan benang lungsi pada mata gun dan sisir.
- Rapikan benang lungsi, kemudian pisah-pisahkan benang lungsi melewati raddle sesuai lebar tenunan.
- Gulunglah benang lungsi pada bum benang lungsi, sisakan Panjang benang lungsi sampai batas sisir ( sisa benang lungsi dapat diikatkan pada kayu bentang yang ada pada rangkaian bum kain )
- Pencucukan Pada Mata Gun
Pencucukan adalah proses memasukan benang-benang lungsi ke mata gun sesuai dengan corak tenun, proses pencucukannya sebagai berikut :
- Masukan benang lungsi ke mata gun, mulailah dari tengah ke kanan atau tengah ke kiri atau sebaliknya.
- Masukan pada mata gun sesuai corak yang dibuat.
- Setiap beberapa helai benang lungsi (missal 10 helai saja) ikatlah hasil pencucukan, agar benang lungsi tidak lepas, sampai seluruh benang lungsi sudah masuk ke mata gun sesuai pola pecucukan.
- Masukan benang lungsi satu persatu ke sisir, mulailah dari tengah ke kanan kemudian tengah ke kiri atau sebaliknya.
- Pencucukan Pada Sisir
Pencucukan adalah proses memasukan benang-benang lungsi ke sisir sesuai dengan corak tenun, proses pencucukan sebagai berikut :
- Masukan satu persatu benang lungsi ke sisir, mulailah dari tengah ke kanan atau tengah ke kiri atau sebaliknya.
- Setiap beberapa helai benang lungsi (misal 10 helai saja) ikatlah hasil pencucukan, agar benang lungsu tidak lepas, sampai seluruh benang lungsi sudah masuk ke sisir sesuai pola pencucukan.
- Mengikat Benang Lungsi Pada BUM Kain
Mengikat benang lungsi pada bum kain dilakukan setelah benang lungsi dicucuk melalui mata gun dan sisir. Proses pengikatnya sebagai berikut :
- Putarlah bum kain, sampai semua tali terurai.
- Ikatlah benang lungsi pada bentangan kayu yang ada rangkaian bum kain.
- Mulailah ikatan dari tengah, ke tepi kanan, tengah ke tepi kiri baru bagian yang lain sampai semua benang lungsi terikat.
- Ikatlah benang lungsi sedikit demi sedikit (missal setiap 10 benang lungsi kemudian di ikat) agar jarak antara ikatan satu dengan ikatannya tidak terlalu longgar.
- Usahakan ketegangannya sama.
- Lakukan sampai semua benang lungsi terikat.
- Penyetelan
- Berilah nomor gun 1, 2, 3, 4 dan injakan juga 1, 2, 3, 4 untuk memudahkan dalam penenunan.
- Cermati hasil pencucukan, apakah sudah benar.
- Atur posisi gun dan injakan, gun 1 dengan injakan 1, gun 2 dengan injakan 2, gun 3 dengan injakan 3, dan gun 4 dengan injakan 4.
- Aturlah ketegangan ikatan benang lungsi, usahakan sama keteganganya.
- Siap tenun.
- Menenun
- Awali dengan tenun sebagai bantuan saja, sampai posisi susunan benang lungsi sudah rata.
- Ketika menenun usahakan jarak gunung-gunung sama, sehingga hasil lebar tenunan dapat rata kanan dan kiri.
- Sambungan benang usahakan maju dari tepi tenunan kira-kira 2 – 3 cm.
- Memadatkan tenunan dengan sisir juga harus sama, kalau 2 kali ketukan juga sebaiknya semua 2 kali ketukan, sehingga hasil kerapatan tenunan juga rata.
- Tenun sesuai motif dan ukuran produk yang akan dibuat.
- Kalau mulut benang lungsi sudah sempit, gulung hasil tenunan.
- Tenun sampai mencapai ukuran yang dikehendaki.
- Melepas Tenunan
- Kendorkan tenunan terlebih dahulu.
- Potong benang lungsi, kalau bisa, sisakan benang lungsi pada cucukan gun, dengan cucukan sisa, masih dapat digunakan lagi.
- Lepaskan hasil tenunan, dengan membuka ikatan-ikatan benang lungsi.
- Rapikan hasil tenunan, bagian rumbai dapat disimpul.
Demikian ulasan kami tentang mengenal tahapan dalam proses pembuatan kain tenun. Proses pembutannya yang rumit dan memakan waktu yang sangat lama, inilah mengapa harga kain tenun relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan kain lain.
Terima kasih banyak sobat Textile sudah membaca artikel dari MinDi. Semoga bermanfaat dan memberikan inspirasi untuk kalian.
Nah! Untuk kalian yang sedang mencari bahan kain Rayon berkualitas dengan motif yang lengkap, langsung kunjungi Showroom kami di Cipadu Atau bisa cek Instagram kami di @dini.textile.